Upgrade Kapasitas dan Kemampuan Melalui Setia Perkara Kecil

[post-views]

AMANATAGUNG.COM – Apabila kita melihat tentang kesuksesan seorang dalam karier baik di dunia sekuler maupun dunia rohani, semuanya itu tidak semata-mata mereka peroleh secara instan, namun melalui sebuah proses yang tidak gampang bukan.

Pada saat kita setia dalam perkara yang kecil, yang mungkin saja tidak berarti di mata manusia, namun kita tidak perlu kuatir, karena hal tersebut merupakan sebuah proses untuk memperkuat kapasitas diri kita, untuk dapat dipercaya dalam mengemban tugas dan tanggung jawab yang lebih besar.

Sebagai contoh Tokoh Alkitab yang perlu kita teladani adalah kisah perjalanan karir kehidupan Yusuf yang mengalami berkat Tuhan dari kesetiaannya dalam setiap pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.

Yusuf memulai karirnya sebagai seorang budak di rumah Potifar, kemudian ia dipercayakan menjadi tangan kanan Potifar. Kesetiaan Yusuf membuat Tuhan menjadikan segala yang dilakukannya berhasil, sehingga ia mendapatkan kasih dari Potifar dan dijadikan orang kepercayaannya

Perpaduan antara Kesetiaan dan Penyertaan Tuhan telah mengiring Yusuf ke posisi puncak. Oleh karena itu jangan pernah menganggap sebelah mata setiap tugas dan pekerjaan apa pun yang Tuhan percayakan kepada kita, namun kerjakanlah semua tugas itu dengan setia.

Tokoh Alkitab lainnya adalah Daud. Daud dipilih Tuhan menjadi raja Israel bukan karena penampilan luarnya melainkan karena hatinya. Tuhan berkata kepada nabi Samuel agar jangan melihat dari penampilan luar sebab Tuhan melihat hati.

Tuhan memilih Daud, sebab Daud begitu setia menjaga domba-domba yang ia gembalakan, meskipun hanya menjaga dua tiga ekor, bahkan ia mau mengorbankan jiwa dengan melawan singa dan beruang demi membela kambing domba yang ia gembalakan.

Jika hanya demi dua tiga ekor kambing domba saja, Daud mampu menggembalakan dengan segenap hati sampai mau mengorbankan nyawanya, maka secara otomatis Daud akan setia memimpin bangsa Israel dengan baik.

Hal inilah yang menyebabkan Tuhan memilih Daud menjadi raja Israel, sebab Daud memiliki sifat yang setia pada perkara kecil sehingga ia pasti setia pada perkara besar.

Sejak kapan kita bisa memulai belajar untuk setia perkara kecil? Bisa dimulai sejak usia dini seperti play group maupun sekolah minggu dengan memberikan kalimat bijak dan ayat hapalan atau ayat mas yang terdapat dalam Lukas 16:10:

“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”

Kalau kamu mau mengubah dunia , mulailah dengan merapikan tempat tidurmu. Jika kamu merapikan tempat tidurmu setiap pagi , kamu telah menyelesaikan satu tugas pertama dihari itu. Itu akan memberimu sedikit rasa bangga, dan akan mendorongmu untuk melakukan tugas lainnya, dan lainnya , dan lainnya , dan pada akhirnya satu tugas yang selesai akan menjadi banyak tugas yang selesai. Merapikan tempat tidur mu juga akan menunjukkan bahwa hal – hal kecil dalam hidup itu berarti. Jika kamu tidak bisa melakukan hal kecil dengan benar, kamu tidak akan bisa melakukan hal besar dengan benar. Dan apabila kamu mengalami hari yang menyedihkan , kamu akan pulang ke tempat tidur yang sudah kamu rapikan, dan tempat tidur yang sudah kamu rapikan memberikan dorongan bahwa hari esok akan lebih baik. Jika kamu ingin mengubah dunia, mulailah dengan merapikan tempat tidurmu.

Kalimat bijak diatas bisa anda aplikasikan kepada anak-anak untuk memacu mereka untuk memiliki karakter Kristus yang sangat luar biasa untuk pertumbuhan rohani dan jasmani anak-anak sejak dini.

Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. (Mat. 25:14-15)

Firman Tuhan diatas menjelaskan bahwa ada beberapa orang yang dipercayakan dan tidak dipercayakan, oleh sebab itu kalau Tuhan mempercayakan sesuatu kepada diri kita, harusnya bertanggungjawab dan setia. Untuk memperoleh kepercayaan Tuhan kita wajib melewati sebuah proses tentang kesetiaan dalam menjalankan amanat yang di emban. Jadi orang yang setia dalam proses adalah :

1. ORANG YANG DIPERCAYA OLEH TUHAN

Dalam ayat 14 “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.”

Firman Tuhan di atas menjelaskan, setiap orang dipercayakan dengan talenta yang berbeda, dan kita tidak boleh cemburu atau iri. Orang yang dipercayakan lima talenta setia untuk menjalankannya, kedua juga setia untuk menjalankan tanggungjawabnya.

Tetapi ada satu orang diberikan dengan talenta satu tetapi tidak bertanggungjawab untuk menjalankannya. Orang ini adalah orang yang malas untuk menjalankannya dan firman Tuhan berkata, kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.

Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? (Mat. 25:24-26)

2. ORANG YANG DIBERIKAN KAPASITAS DAN KEMAMPUAN

Dalam ayat 15 “Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat”

Dalam kehidupan orang percaya tidak hanya bisa dipercaya oleh Tuhan, akan tetapi secara otomatis diberikan kapasitas dan kemampuan untuk menjalankan talenta yang diberikan oleh Tuhan. Bahkan untuk orang yang mampu setia menjalankannya, Tuhan akan menambahkan kepadanya lebih lagi kapasitas dan kemampuannya.

“Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya (Mat. 25:27).

Oleh sebab itu jikalau kita dipercaya oleh Tuhan, kita harus menjalankan kemampuan yang diberikan oleh Tuhan dengan setia dan bertanggung jawab maka Tuhan akan menambahkan lebih lagi bahkan berkelimpahan.

“Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya (Mat. 25:29)

Kita semua merupakan orang-orang yang dipercaya oleh Tuhan agar kita setia dan bertanggungjawab untuk menjalankan talenta yang diberikan Tuhan dalam hidup kita, setiap orang diberikan dengan talenta yang berbeda kepada setiap masing-masing.

Para pengikut Kristus tidak hanya dipercaya tetapi ia juga diberikan kemampuan atau kapasitas untuk menjalankan talenta tersebut. Oleh sebab itu, kita harus sungguh-sungguh dan bertanggungjawab bila kita dipercaya oleh Tuhan, dan Tuhan akan memberkati kita dengan berkelimpahan.

Pekerjaan apapun yang Tuhan percayakan kepada kita untuk dilakukan saat ini, kerjakanlah dengan segenap hati, seakan-seakan semuanya anda kerjakan untuk Tuhan. Mungkin saja pekerjaan itu sangat kecil dan tidak berarti di mata manusia, namun justru kesetiaan pada hal kecil itulah yang Tuhan lihat.

Tuhan sedang menguji anda dengan perkara kecil tersebut dan melihat apakah anda setia melakukannya. Jangan mencoba untuk berusaha mempromosikan diri anda sebab promosi yang sejati datang dari Allah. Kedudukan yang dicapai seseorang karena mempromosikan diri sendiri tidak akan awet dan bertahan lama, sebab suatu saat pasti Tuhan sendiri yang akan menurunkannya. Setia, setia dan setialah selalu dengan perkara-perkara kecil sehingga suatu saat nanti Tuhan pasti akan mempercayakan perkara besar kepada kita semua!

Related Sermon From Author

Social Connected

10,119FansSuka
21,449PengikutMengikuti
25,600PelangganBerlangganan