Cinta Kasih Kristus Yang Menggerakkan Persaudaraan

[post-views]

Saudara-saudari Terkasih,

Untuk kedua kalinya kita merayakan Natal di tengah PANDEMI Covid-19. Kita bersyukur, berkat kerja keras pemerintah, keterlibatan berbagai lembaga swasta dan semangat persaudaraan yang merupakan sifat hidup bangsa kita, sekarang ini kita sudah berada dalam keadaan jauh lebih baik dibandingkan beberapa waktu yang lalu.

Tetapi memulihkan keadaan, mengatasi akibat-akibat dahsyat pandemi Covid-19, yang menyangkut berbagai segi dan wilayah kehidupan masih membutuhkan waktu dan usaha keras seluruh warga bangsa – pemerintah, lembaga-lembaga bisnis dan warga masyarakat. Untuk itu perlu semangat persaudaraan dalam arti yang seluas-luasnya.

Perayaan Natal di tahun kedua pandemi ini mengajak kita untuk melihat kembali saudara-saudari yang ada disekeliling kita. Surat 1 Petrus yang menjadi inspirasi Pesan Natal ini di tulis untuk Jemaat Kristiani di Asia Kecil yang sedang menghadapi penderitaan karena penganiayaan. Surat ini berisi nasihat tentang hidup praktis yang sesuai dengan iman Kristiani dan cara jemaat menghadapi cobaan dan penderitaan.

Jemaat yang menerima surat ini dinasehati untuk memiliki rasa persaudaraan yang tulus ikhlas di dalam Kristus. Mereka adalah sesama “Pendatang dan perantau” di dunia ini (1 Petrus 2:11). Karena perasaan senasib dan sepenanggungan, mereka semestinya hidup seperti bersaudara kandung.

Meski mereka dalam berbagai cobaan, jemaat diyakinkan mengenai tujuan hidup yang agung, yaitu untuk terus menerus memurnikan iman mereka (1 Petrus 1:7) dan turut ambil bagian didalam penderitaan Kristus (1 Petrus 4:13). Sebaliknya, dengan memandang kepada Yesus sebagai batu Penjuru, jemaat diimbau untuk menanggalkan perilaku yang memecah belah hidup persaudaraan, seperti : Kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, kedengkian dan fitnah (1 Petrus 2:1).

Dalam keyakinan tersebut, pengikut Kristus memperoleh identitas baru sebagai umat Allah sendiri (1 Petrus 2:9) dan dipanggil untuk memberitakan karya-Nya melalui kehidupan mereka ditengah-tengah dunia yang tidak bersahabat serta dengan sungguh-sungguh dan dengan segenap hati mengasihi satu sama lain (1 Petrus 2:12,17).

Natal tahun 2020 mengingatkan kita untuk saling mengasihi dengan segenap hati dalam kasih Persaudaraan yang tulus dan ikhlas melalui tindakan belarasa. Yesus Kristus yang kita rayakan kelahiran-Nya mendorong kita untuk mencari jalan-jalan baru yang kreatif untuk saling mengasihi, mewartakan keadilan dan membawa DAMAI SEJATI.

Siapakah saudara-saudari kita? Bagi mereka yang berada dalam kesulitan, saudara dan saudari adalah mereka yang memberikan pertolongan (Lukas 10:36-37). Natal kali ini meminta kita yang digerakan oleh Kasih Kristus untuk menjadi saudara dan saudari bagi mereka yang berada didalam kesulitan.

Orang Indonesia adalah orang yang memegang erat falsafah persaudaraan. Setiap jemaat yang menerima surat 1 Petrus, kita dengan sesama warga bangsa mesti menghidupi persaudaraan yang melampaui ikatan darah atau identitas primordial lainnya dengan cara berbelarasa dengan saudara-saudari kita.

Khususnya saudara-saudari kita yang paling membutuhkan.  Belarasa bukanlah sekedar perasaan, tetapi kompetensi etis yang bersumber pada iman dan berbuah pada tindakan, bahkan gerakan untuk membantu sesama secara nyata. Inspirasi iman itu kita temukan dalam diri YESUS sendiri.

Ia menjadi sama dengan kita (Flp 2:7). Hati-Nya selalu tergerak oleh belas kasihan ketika Ia melihat orang-orang yang menderita (Mrk. 8:2). Ia menyatakan kepada para murid “hendaklah kamu bermurah hati sama seperti Bapamu adalah murah hati” (Luk.6:36).

Ia juga menyatakan “… segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku” (Mat. 25:40). Sebagai murid-murid Yesus, dalam hidup kita bersama, kita diundang untuk “menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus” (Flp.2:5).

Pandemi Covid-19 menyadarkan kita bahwa kita semua adalah saudara dan saudari yang berada dalam satu perahu dunia yang sedang menghadapi badai Covid-19. Dalam situasi ini, falsafah hidup persaudaraan sebagai karakter khas orang Indonesia menjadi semakin bermakna dan semakin mendesak untuk kita bathinkan dan wujudkan.

Sebagai saudara dan saudari kita diharapkan untuk saling menunjukan kasih melalui aksi nyata. Persaudaraan yang sejati akan memupuk semangat belarasa. Semangat belarasa sebagai kompetensi etis yang bersumber pada iman Kristiani, akan memunculkan pertanyaan yang mesti kita jawab bersama-sama sebagai saudara-saudari  : “Apa yang harus kita lakukan supaya lingkungan hidup kita menjadi semakin manusiawi?”.

Ketika jawaban terhadap pertanyaan itu kita temukan – melalui kontemplasi dan analisa sosial – diperlukan kopentensi etis yang kedua, yaitu kerjasama di antara kita. Dari dinamika ini akan muncul gerakan-gerakan baru yang kreatif untuk menanggapi tantangan yang disebabkan oleh pandemi Covid-19 yang menyangkut berbagai segi hidup manusia.

Dengan hidup saling menolong sebagai ungkapan belarasa satu sama lain, kasih Kristus dihadirkan secara nyata dan kita alami bersama. Mari kita mengambil waktu khusus untuk menjadi saudara dan saudari bagi siapapun yang membutuhkan pertolongan, karena apapun yang kita lakukan bagi saudara-saudari kita khususnya yang paling membutuhkan, kita melakukannya bagi Kristus (Mat. 25:31-46)

Tuhan Yesus Memberkati.

SELAMAT NATAL 25 DESEMBER 2020 

DAN MENYAMBUT 

TAHUN BARU 01 JANUARI 2021

ATAS NAMA

Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) dan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI)

Sumber : PGI.OR.ID

Related Sermon From Author

Social Connected

10,119FansSuka
21,449PengikutMengikuti
25,600PelangganBerlangganan