AMANATAGUNG.COM – Allah menciptakan manusia secara khusus, sesuai dengan gambar dan rupa-Nya, dan Ia sendiri menginginkan supaya semua pengikut Kristus menjadi serupa dengan gambar-Nya. Oleh karena itu keberadaan Tuhan itu hadir dalam sifat kehidupan kita melalui buah-buah Roh yang dihasilkannya.
Tanda kehadiran buah roh kudus dalam diri seseorang dipancarkan melalui 9 sifat nyata yang terlihat pada kehidupan pribadi pengikut kristus . Tanda sifat dari kesembilan buah Roh Kudus dalam Alkitab adalah : 1. Kasih 2. Sukacita 3.Damai Sejahtera 4.Kesabaran 5. Kemurahan 6. Kebaikan 7. Kesetiaan 8. Kelemah lembutan dan 9. Penguasaan Diri.
Pengendalian diri atau Penguasaan diri (Self Control) ditempatkan pada posisi terakhir di belakang dari 8 buah-buah roh yang ada, karena fungsinya yang sangat dahsyat maka menjadi kunci penutup Buah Roh yang wajib ada dalam kepribadian pengikut Kristus.
Tanpa pengendalian diri atau penguasaan diri maka semuanya, yaitu : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan kesetiaan dan kelemahlembutan akan sia-sia. Jika seseorang tidak bisa menguasai diri dan kemarahannya meledak-ledak, maka kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, dan seterusnya akan hilang dalam sekejap mata.
Oleh karena itu pengendalian diri mutlak dibutuhkan dalam hidup seorang pengikut Kristus. Pengendalian diri berarti kemampuan seseorang untuk menguasai diri sendiri. Akan tetapi kemampuan tersebut tidak berasal dari kekuatan sendiri, namun dari Roh Kudus. Karena Roh Kuduslah yang mampu memimpin dan juga ikut mengendalikannya sehingga kita otomatis digerakkan, dicerahkan dan langsung dipimpin-Nya.
Ada banyak orang dapat mengendalikan usaha mereka dengan baik, mengendalikan orang lain dengan baik, namun tidak dapat mengendalikan diri mereka sendiri. Kita seringkali susah mengendalikan diri. Menjadi orang yang emosi, marah, dan seterusnya. Ada begitu banyak kerugian yang terjadi akibat tidak dapat mengedalikan diri, bahkan penyakit bisa muncul.
Rasul Paulus saat menyampaikan surat keduanya tentang misi pelayanan kepada Timotius, didalam suratnya berisi untuk fokus menasehatkan betapa pentingnya penguasaan diri. Rasul Paulus berkata, “Tetapi kuasailah dirimu dalam segala hal, sabarlah menderita, lakukanlah pekerjaan pemberita Injil dan tunaikanlah tugas pelayananmu!” (2 Timotius 4:5). Di dalam ayat ini Paulus menyebut penguasaan diri sangatlah dibutuhkan dan mendahului dari prihal yang lainnya.
Apabila kita mampu mengendalikan diri, kita akan mampu menanggung penderitaan dengan penuh kesabaran, sanggup memberitakan Injil baik atau tidak baik waktunya dan sanggup pula menuntaskan tugas-tugas pelayanan yang lain. Marilah kita melatih diri dalam pimpinan Roh Kudus untuk menguasai diri sendiri mulai dari hal sederhana seperti mengendalikan makanan dan minuman, dalam hal berpakaian, dalam hal hobi, kesukaan sampai mengendalikan amarah dan mengendalikan keinginan-keinginan jasmani lainnya.
Orang yang sabar melebihi seorang pahlawan, orang yang menguasai dirinya, melebihi orang yang merebut kota.(Amsal 16:32) Orang yang dapat mengendalikan diri lebih dahsyat daripada pahlawan dan orang yang merebut kota.
Orang yang tak dapat mengendalikan diri adalah seperti kota yang roboh temboknya.(Amsal 25:28). Sebuah kota yang kita telah rebut dapat roboh temboknya jika kita tidak dapat mengendalikan diri. Apabila tembok telah runtuh berarti musuh sangat mudah sekali masuk kedalam kota tersebut. Oleh karena itu dari 9 buah Roh Kudus dibagian kunci penutup ada Penguasaan Diri yakni tentang pengendalian diri.
Jika di realisasikan dalam kehidupan kita, apa saja yang perlu kita kendalikan dalam hidup keseharian kita?
1. Emosi (Emotional Self Control)
Si pemarah menimbulkan pertengkaran, dan orang yang lekas gusar, banyak pelanggarannya. (Amsal 29:22)
Emosi atau amarah yang tidak dapat kita kendalikan dapat mempengaruhi renggangnya hubungan kita dengan orang lain. Apa yang telah kita bina dan bangun sekian lama akan jadi hancur begitu saja. Sebuah perselisihan bisa terjadi karena emosi atau amarah yang disampaikan dengan meledak-ledak.
Semakin dewasa umur seseorang, maka seharusnya emosinya makin terkontrol dan bisa dikendalikan. Sebenarnya emosi itu dapat dikendalikan, akan tetapi kita tidak belajar untuk menguasainya.
2. Melawan Keinginan Mata (Eyes Self Control)
Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia. (1 Yohanes 2:16)
Keinginan mata bukan berasal dari Allah untuk itu kita harus jauhi. Jadi apabila keinginan mata tidak dapat kita kendalikan akan mengakibatkan apa saja yang kita lihat harus kita miliki. Untuk hal tersebut sebaiknya menjaga baik-baik keinginan mata kita.
3. Menjaga Mulut (Speech Self Control)
Kita mengenakan kekang pada mulut kuda, sehingga ia menuruti kehendak kita, dengan jalan demikian kita dapat juga mengendalikan seluruh tubuhnya.(Yakobus 3:3)
Anda tentu pernah mendengar sebuah peribahasa yakni ‘mulutmu adalah harimau-mu’, yang artinya bahwa perkataan bisa menjadi “senjata tajam” sehingga dapat menyakiti orang lain jika tidak dijaga.
Anda harus berhati-hati, sadar atau tidak sadar, mulut kita menentukan kehidupan kita. Tanpa kita sadari, sebenarnya perkataan yang keluar dari mulut kita akan menyakiti orang lain. Untuk itu, sebaiknya berpikirlah dahulu sebelum berbicara. Sebagai pengikut Kristus lebih bijak jika perkataan kita digunakan untuk menghibur, menguatkan, dan membangun orang lain.
4. Menjaga Pikiran (Mind Self Control)
“Karena dari hati timbul segala pikiran jahat, pembunuhan, perzinahan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat.” (Matius 15:19)
Tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata: “Mengapa kamu memikirkan hal-hal yang jahat di dalam hatimu?” (Matius 9:4)
Pada umumnya pengajaran yang sering kita dengar adalah menjaga hati, akan tetapi hal ini tidak berdiri sendiri karena mempunyai kaitan yang sangat erat antara hati dan pikiran.
Otak adalah pusat untuk berpikir seseorang, baik secara logika, maupun terkait dengan seni dan keindahan, akan tetapi segala bentuk pikiran (perenungan), pergumulan, strategi, dan lain-lain terkoneksi erat dengan hati kita. Dalam hal ini yakni hati yang dimaksud bukanlah ‘heart’ (jantung), atau ‘liver’ (organ hati), melainkan yang dimaksud adalah pusat dari pikiran, perasaan dan kehendak manusia biasa disebut dengan jiwa(Zoe atau Psuche).
Tuhan yang tahu pikiran kita masing-masing. Orang lain tidak akan pernah tahu apa yang kita pikirkan, hanya diri kita sendiri. Oleh sebab itu kendalikan pikiran kita. Taklukan pikiran kita didalam Roh Kudus dan Firman Tuhan.
5. Menjaga Hawa Nafsu (Overcome Lust)
“Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” (Galatia 5:24)
“Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala.” (2. Kolose 3:5)
Sebagai pengikut Kristus hendaknya selalu mendengar suara Tuhan dalam kehidupan kita. Supaya kita semua dapat hidup sesuai dengan aturan dan ketetapan Allah. Sehingga kita dapat menjadi teladan dan memancarkan terang-Nya yang baik di tengah-tengah kehidupan. Sehingga secara tidak langsung juga menjadi berkat bagi banyak orang.
Dengan menghindari hawa nafsu, maka hidup akan penuh dengan tuntunan karunia Roh Kudus dan selalu berkenan kepada Allah.
6. Menjaga Sikap (Behave Yourself)
“Hati orang berpengertian memperoleh pengetahuan, dan telinga orang bijak menuntut pengetahuan” (Amsal 18:15)
Dalam kitab Amsal 18 banyak memberi nasihat dan teguran, untuk hal tersebut dapat berfungsi untuk menasihati dan memperingatkan kita supaya tetap menjaga sikap kita, tingkah laku kita, karena hal itu akan sangat mempengaruhi jalan kehidupan kita. Semua tergantung bagaimana kita memandang atau meresponi segala sesuatu atau orang lain, hal tersebut menentukan perjalanan hidup kita dan bahkan bagaimana TUHAN menilai hidup kita.
Sikap kita lebih konsisten jika dibandingkan dengan kata-kata kita. Berapa banyak dari kita membohongi orang lain dari sikap kita. Mulut kita berkata tidak, akan tetapi sikap kita berkata ya. Sikap adalah ekspresi yang kelihatan dari luar. Yang dapat mengendalikan sikap adalah kita bersama dengan Tuhan.
Keenam hal tersebut diatas yang harus kita kendalikan. Untuk mengendalikan diri kita sebaiknya mulai melakukan hal berikut ini :
1. Kita harus menyadari bahwa kita Anak Allah
Modal utama untuk pengendalian diri adalah sebuah sikap Sadar Diri. Pengikut Kristus jika tidak sadar bahwa dia adalah anak Allah, ia tidak akan dapat mengontrol dirinya sendiri. Menyadari bahwa kita adalah anak Allah, walaupun kita berada dimanapun dan dalam situasi apapun maka otomatis kita bisa mengontrol sikap dan prilaku kita. Pengedalian diri dimulai dari kesadaran diri.
2. Mengetahui kelemahan dan kekurangan kita
No body’s perfect (tidak ada yang sempurna) hal tersebut baik secara fisik, secara emosi ataupun secara intelektual. Oleh sebab itu tidak seharusnya seseorang itu bermegah atau membanggakan dirinya sendiri. Dan meski kita merasa memiliki banyak kelemahan tidak seharusnya kita jadi minder, pesimis, takut atau mengasihani diri sendiri.
“Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna, sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku”. (2 Korintus 12:9)
Setiap orang pasti memiliki kelemahan dan kekurangan sebab kelemahan adalah suatu keterbatasan yang kita warisi atau dapatkan karena adanya suatu peristiwa yang terjadi dimana kita tidak bisa menolaknya.
Biasanya kita tidak tahu kelemahan dan kekurangan kita sampai tiba-tiba ada orang lain yang memberi tahu kita. Pengikut Kristus yang baik adalah orang yang memperbaiki hidup kita menjadi lebih baik.
3. Hidup penuh kasih karunia Tuhan
Hidup bergaul INTIM dengan Tuhan seperti layaknya seorang teman atau sahabat. Dimana seorang sahabat sudah tentu mengasihi kawannya, demikian juga dengan kita sendiri untuk mengasihi Tuhan. Pada saat kita benar-benar mengasihi Tuhan, perbuatan kita tidak akan melakukan sesuatu yang tidak disukai-Nya, sebab perbuatan itu akan menyakiti hati-Nya.
Hiduplah dalam kasih karunia Tuhan yang percaya sepenuhnya dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal yang dikerjakan. Jangan terfokus oleh perbuatan dosa yang ada, melainkan berfokuslah dalam mengasihi Tuhan sepenuhnya.
Karena kita membutuhkan kasih karunia dari Tuhan untuk memampukan kita mengubah diri kita. Kita membutuhkan kasih karunia Tuhan untuk menolong mengendalikan diri kita.